Indonesia menjadi salah satu negara yang rutin mendatangkan komoditas impor dari negara lain demi kebutuhan dalam negeri.
Walau berlimpah sumber daya alam, Indonesia tetap melakukan perdagangan internasional jenis ini demi memenuhi kebutuhan bahan pangan maupun kebutuhan lainnya.
Baca Juga: Ini 5 Jasa Freight Forwarding Terbaik di Dunia
Menurut informasi dari Badan Pusat Statistik (disingkat BPS), jenis komoditas impor secara umum dibagi menjadi dua yaitu minyak gas maupun nonmigas.
Komoditas Impor Indonesia
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, nilai impor yang dilakukan di Indonesia pada bulan November 2022 mencapai US$18,96 miliar, dimana jika dibandingkan dengan bulan oktober 2022 turun sekitar 0,91% atau turun sebesar 1,89% jika dibandingkan dengan bulan November 2021.
Untuk komoditas impor migas pada November 2022 senilai US$2,80 miliar, turun 16,64% dari Oktober 2022 dan untuk impor nonmigas di bulan yang sama, senilai US$16,16 miliar, naik 2,45% dibandingkan Oktober 2022.
Untuk barang yang termasuk nonmigas yang mengalami penurunan pada November adalah serealia senilai US$91,6 juta atau 25,28%. Sementara yang mengalami peningkatan adalah mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya senilai US$222,8 juta (8,50%).
Sementara untuk negara pemasok barang impor nonmigas paling besar dalam periode Januari sampai November 2022 adalah Tiongkok dengan US$61,39 miliar (34,03%), Jepang US$15,58 miliar (8,64%), dan Thailand US$10,09 miliar (5,60%).
Lalu, apa saja yang menjadi barang komoditas impor Indonesia? Ini daftar lengkapnya!
Aluminium
Aluminium menjadi salah satu komoditas impor terbanyak di Indonesia dengan nilai sekitar US$ 881,2 juta atau Rp 12,1 triliun di tahun 2021.
Hal ini menjadikan jumlah aluminium yang diimpor rata-rata sekitara 311,11 juta kilogram, yang kebanyakan berasal dari negara China.
Pupuk
Komoditas lainnya adalah pupuk. Penggunaan pupuk di negara ini memang sangat penting dengan nilai mencapai US$ 273 juta di tahun 2022.
Logam Mulia
Selanjutnya ada logam mulia dan perhiasan/permata yang jadi salah satu komoditas impor nonmigas tertinggi yang mencapai nilai US$ 266,9 juta.
Mesin/Peralatan Mekanis
Sementara untuk impor mesin/peralatan mekanis serta bagiannya, dari data BPS mencapai nilai US$222,8 juta atau sekitar 8,50 persen.
Pipa Besi dan Baja
Indonesia juga mengimpor pipa besi dan baja dengan nilai US$ 876,2 juta dari negara China.
Selain itu, pada tahun 2021, besi dan baja juga diimpor dari negara Iran dengan nilai berkisar US$ 16,4 juta atau Rp 226,3 miliar.
Sereal dan Biji-bijian
Sementara komoditi pangan yang mengalami penurunan adalah sereal atau biji-bijian dengan nilai US$ 342 juta.
Komoditi ini merupakan tanaman biji yang menjadi sumber karbohidrat, seperti jagung, gandum, dan lainnya. Indonesia biasanya membelinya dari beberapa negara, seperti Argentina, Australia, Brazil, dan lainnya.
Gula dan Kembang Gula
Nilai impor untuk gula dan kembang gula sendiri berkisar US$ 386,1 juta.
Indonesia biasanya mengimpor gula dari beberapa negara Asia, seperti Thailand, Malaysia, Australia, Korea Selatan, dan lain-lain.
Bahan Bakar Mineral
Bahan bakar mineral di Indonesia sendiri bernilai US$ 451,7 juta yang diimpor dari Iran.
Daging Hewan
Indonesia juga melakukan impor daging dari beberapa negara, dengan nilai US$ 141,1 juta. Diantaranya daging lembu dari Selandia Baru dan Amerika Serikat. Selain itu, Indonesia juga mengimpor daging ayam dari Malaysia.
Kesimpulan
Itu dia daftar komoditas - komoditas impor Indonesia. Baik Migas dan juga non migas. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.
Jika Anda butuh jasa pengiriman barang dan pelayanan kepabeanan?
Surya Inti Primakarya sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau layanan ekspor dan impor barang dan sudah memiliki status sebagai pengguna jasa kepabeanan sejak tahun 2015 di Pekanbaru, yang mendukung layanan pengiriman barang melalui laut ataupun udara.
Dengan adanya tim ahli yang sudah berpengalaman, pengiriman barang dilakukan dengan lebih aman dan cepat.