Untuk mengatur keamanan dan kelancaran proses impor dan ekspor, diberlakukan Cost, Insurance, and Freight (CIF) sebagai bagian dari istilah Incoterms.
Dalam penerapannya, CIF mewajibkan penjual menanggung biaya pengiriman sampai barang tiba di pelabuhan negara yang dituju, termasuk asuransi. Walau terkesan menguntungkan pembeli, tapi penggunaan CIF punya tantangan tersendiri.
Perlu Anda pahami bagaimana cara menggunakan CIF dengan tepat agar tidak memberatkan penjual dan pembeli.
Mari kita simak penjelasan lengkapnya!
Langkah-Langkah Menggunakan CIF
- Memahami tanggung jawab berbagai pihak dalam kontrak CIF menjadi hal yang harus Anda kuasai. Penting bagi penjual dan pembeli paham tanggung jawab dan risiko yang mereka dapatkan.
Penjual akan mengurus pengiriman barang sampai pelabuhan tujuan. Mereka juga menyediakan polis asuransi barang dan mengurus biaya dan dokumen pengiriman.
Sementara pembeli akan bertanggung jawab untuk keamanan barang saat tiba di tujuan. Setelah mendapatkan barang, segala pembayaran keluar barang, bea cukai, dan pengangkutan akan ditanggung pembeli.
- Atur pengemasan barang untuk memastikannya aman selama pengiriman.
- Penjual dapat memilih dan bekerjasama dengan penyedia asuransi yang pas untuk perlindungan barang yang memadai. Biasanya, asuransi dalam CIF hanya memberikan jaminan minimum. Tapi, peningkatan layanan asuransi bisa dibicarakan agar bisa mengcover risiko pada barang.
- Salah satu kelancaran dalam penerapan kontrak CIF adalah komunikasi jelas antara penjual dan pembeli. Kedua pihak ini harus menyepakati semua hal penting, baik aturan, biaya dan apa saja yang dibutuhkan hingga barang tiba di pelabuhan tujuan.
- Dalam kontrak CIF, penjual dan pembeli pastinya sudah menyepakati lokasi penurunan barang di pelabuhan tujuan. Penjual dapat memperhatikan apakah pelabuhan tersebut sudah dilengkapi fasilitas yang cukup untuk menangani jenis barang tersebut.
Selain itu, pembeli dapat hitung waktu transit dan jika ada potensi keterlambatan di pelabuhan tujuan. Hal ini akan menjadi tanggung jawab mereka, karena akan ada biaya tambahan untuk barang yang terlambat tiba.
- CIF melibatkan beberapa dokumen pendukung untuk melancarkan pengiriman, misalnya bill of lading dan dokumen bea cukai. Kesalahan pengurusan dokumen dapat menyebabkan masalah bea cukai, penundaan pengambilan barang, atau denda.
- Maksimalkan pengiriman dengan jasa logistik berpengalaman dalam menangani CIF. Bekerjasama dengan layanan jasa ini akan sangat membantu Anda mengurus semua yang dibutuhkan.
Penjual dan pembeli akan terhindar dari kerumitan proses pengiriman internasional.
- Proses peralihan dari penjual dan pembeli juga harus diperhatikan dengan seksama. Setelah barang sampai di pelabuhan negara tujuan, tanggung jawab beralih pada pembeli. Selanjutnya, pembeli akan mengurus izin keluar barang.
- Jangan sepelekan peraturan bea cukai. Penjual juga tetap harus memperhatikan kondisi barang saat tiba di pelabuhan dan kesesuaian dengan persyaratan bea cukai negara tujuan.
Di sisi lain, pembeli juga harus memeriksa perizinan bea cukai di negara mereka agar terhindar dari masalah pengambilan barang dan biaya tambahan.
Penyusunan Kontrak CIF
Kontrak terdiri dari :
- Lokasi pelabuhan pengiriman dan pelabuhan tujuan.
- Asuransi yang ditentukan.
- Ukuran, jenis dan semua hal tentang barang.
- Tanggung jawab dan hak yang diterima pihak penjual dan pembeli.
- Info tambahan jika terjadi masalah antara kedua pihak.
****
Menggunakan CIF dengan benar perlu perencanaan dan koordinasi yang jelas antara penjual dan pembeli. Dengan memahami semuanya, Anda dapat menggunakan dan bertransaksi secara internasional dengan aman.
Untuk pilihan layanan pengiriman yang aman dan tepat waktu, pilih Surya Inti Primakarya
Pengiriman Anda akan ditangani oleh tenaga ekspor impor terpercaya, dan ahli kepabeanan yang berkompeten.
Silahkan Hubungi Kami