Pengiriman barang secara ekspor dan impor melibatkan proses yang kompleks, dengan banyak tahap dan pihak yang beragam. Salah satu terkait pengiriman barang di pelabuhan atau dengan istilah "Dwelling Time".
Mari kita bahas secara mendalam apa itu Dwelling Time dan pengaruhnya pada kegiatan pada supply chain atau rantai pasok.
Apa Itu Dwelling Time?
Dwelling Time memiliki beberapa pengertian, menurut World Bank (2011), istilah ini merujuk pada waktu yang dihitung mulai peti kemas dibongkar dan diangkat dari kapal sampai petikemas tersebut meninggalkan terminal petikemas pelabuhan melalui pintu utama.
Sementara dari Down dan Leschine (1990); Doerr dan Sanchez (2006); Chung (1993), mengartikan istilah ini merupakan produktivitas terminal petikemas terkait dengan penggunaan tenaga kerja, peralatan, dan tanah yang efisien, dan diukur dengan tepat sebagai fungsi dari waktu penyelesaian kapal, laju pengiriman peti kemas dan waktu lamanya muatan di pelabuhan.
Secara sederhana, Dwelling time merupakan periode waktu yang dibutuhkan oleh kontainer atau barang saat datang ke pelabuhan sampai barang diangkut keluar dan dikirim kembali ke tujuan akhirnya.
Istilah ini menjadi pengukur efisiensi pelabuhan dan menghitung waktu barang dapat diproses di pelabuhan. Semakin lama barang berada di pelabuhan, semakin tinggi perhitungan dwelling timenya.
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Beragam Istilah Dalam Eksport Import
Tahapan Dwelling Time
Secara umum, istilah ini dibagi menjadi tiga fase, yakni :
- Pre-Clearance menjadi fase atau tahap awal saat kontainer baru saja berada di pelabuhan. Akan tetapi, dokumen dan berkas bea cukai yang dibutuhkan belum selesai diurus.
- Customs Clearance menjadi tahap dimana barang sudah masuk dalam proses pemeriksaan dan sudah mendapat lampu hijau dari bea cukai untuk pengiriman selanjutnya.
- Post-Clearance adalah tahap akhir yang ditandakan berkas dan perizinan bea cukai sudah diurus, barang siap didistribusikan dari pelabuhan dan siap dikirim ke tempat tujuan lainnya.
Tujuan Penggunaan Dwelling Time
Pengelolaan dwelling time dilakukan tentunya untuk mengoptimalkan proses di pelabuhan dan melindungi alur pengiriman tetap berjalan efisien.
Mengurangi terjadinya dwelling time, pihak pelabuhan akan mempercepat proses distribusi barang, yang nantinya berpengaruh pada pengurangan biaya logistik. Tentunya ini menjadi bagian penting untuk berbagai kegiatan industri produk.
Dengan istilah ini juga, proses penyimpanan barang di pelabuhan dapat lebih efisien. Proses penumpukan kontainer tidak akan terjadi dan volume barang berjalan dengan baik.
Kegiatan Dalam Dwelling Time
Beberapa kegiatan dalam prosesnya, adalah :
- Proses pemindahan kontainer dilakukan sesaat setelah kapal tiba di pelabuhan. Kontainer barang dipindahkan dengan peralatan, seperti alat derek dan disimpan ke pelabuhan.
- Proses pemeriksaan dokumen menjadi tahap selanjutnya. Berkas dan dokumen yang dibutuhkan akan dicek dan diverifikasi pihak pelabuhan dan otoritas bea cukai, demi memastikan semua perizinan sah dan sesuai aturan serta hukum.
- Pengurusan Bea Cukai dilakukan setelah proses pemeriksaan selesai dilakukan, meliputi pengecekan fisik, cek keabsahan dokumen dan lainnya. Dipastikan tidak ada masalah pada barang dan masih sesuai aturan logistik.
- Pembayaran pajak dan bea masuk kemudian dilakukan pihak pengimpor atau sesuai aturan dalam kontrak perjanjian. Proses ini akan memakan waktu, khususnya jika ada masalah pada perhitungan.
- Proses pengangkutan dipersiapkan. Koordinasi bersama perusahaan jasa pengirim akan dilakukan untuk mengangkut barang ke tujuan akhir.
Tantangan Mengurangi Dwelling Time
Mengurangi dwelling time ternyata sangat berpengaruh untuk meningkatkan efisiensi dan efektif proses pengiriman barang di pelabuhan, tapi ada beberapa tantangan yang harus diperhatikan, seperti:
- Aturan dan birokrasi jadi tantangan terbesar dalam proses menurunkan tingkat dwelling. Proses administratif yang kompleks, pengurusan izin, hingga lainnya bisa membuat waktu pengiriman barang lebih lama.
- Fasilitas yang terbatas juga bisa menjadi hambatan lainnya. Tidak semua pelabuhan dilengkapi infrastruktur dan teknologi modern yang mempercepat proses pemindahan barang.
- Komunikasi dan koordinasi harus berjalan baik agar proses penyimpanan dan pemindahan barang kembali dilakukan. Terhambatnya komunikasi akan memperlambat semua proses baik pengiriman, pihak transportasi dan penerima.
Kesimpulan
Dwelling Time jadi indikator dalam penilaian kelancaran proses logistik, baik dalam dan luar negeri. Mengurangi dwelling time tak hanya menghemat waktu dan biaya, tapi bisa memperkuat daya saing dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
***
Ingin melakukan kegiatan ekspor impor dengan mudah? Surya Inti Primakarya siap membantu.
Kami memberikan layanan ekspor impor terbaik yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dan terpercaya.
Butuh info selengkapnya? Hubungi kami.